Memberikan ketenangan yang lebih dalam bagi nasabah asuransi mobil

Allianz Utama Indonesia bekerja sama dengan TÜV Rheinland dan didukung oleh Asosiasi Bengkel Bodi Automotif (ABBA), hari ini memperkenalkan konsep Sertifikasi Manajemen Perbaikan Badan Mobil (CBRMC) di Jakarta. CBRMC memberi kepastian bahwa kegiatan reparasi badan mobil telah dievaluasi secara independen dan bahwa pengawasan montir telah sesuai dengan persyaratan.

“Kami memahami bahwa tingkat kualitas layanan dan perbaikan yang diberikan oleh bengkel rekanan merupakan faktor penting bagi kami, terutama karena Allianz Utama kini semakin fokus mengembangkan asuransi kendaraan bermotor. Dengan bengkel bersertifikat CBRM, pelanggan asuransi mobil kami akan mendapatkan layanan pelanggan yang berkualitas tinggi dan jaminan mutu untuk hasil reparasi mobil,” ujar Eric Nemitz, Chief Operating Officer Allianz Utama Indonesia.

CBRMC diprakarsai oleh Allianz Indonesia bekerja sama dengan TÜV Rheinland Indonesia, perusahaan terkemuka di dunia dalam penyediaan layanan dan sertifikasi teknis sebagai pakar independen yang bertugas mengevaluasi, membuat rekomendasi perbaikan dan keputusan sertifikasi bengkel.

“Kami senang Allianz memprakarsai konsep TÜV CBRMC di Indonesia, ini merupakan yang pertama wilayah Asia Tenggara. Sertifikasi TÜV Rheinland berhubungan erat dengan standar berkelas dunia untuk ketepatan teknis dan layanan berkualitas. Kami telah melaksanakan evaluasi serupa terhadap bengkel mobil di dua negara terbesar dalam bidang industri otomotif, yaitu Jerman dan Inggris dan sekarang kami melakukannya di Indonesia,” ujar Muhammad Asana, Direktur Utama PT. TUV Rheinland Indonesia.

Ada beberapa faktor evaluasi yang dinilai oleh TÜV Rheinland Indonesia dalam penilaian CBRMC, seperti kompetensi orang yang melaksanakan tugas, Quality Control, Manajemen Proses, penanganan keluhan pelanggan, metode perbaikan, ketersediaan perlengkapan dan peralatan, penanganan bahan-bahan, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan preventif, serta keamanan dan kesehatan lingkungan kerja. Waktu yang dibutuhkan sebuah bengkel untuk mendapatkan sertifikasi ini bervariasi, terutama dalam tahap persiapan, berkisar antara rata-rata dua sampai enam bulan sebelum siap secara optimal untuk tahap sertifikasi.

Sertifikasi CBRM berlaku satu tahun. TÜV Rheinland akan kembali melakukan penilaian terhadap standar setelah satu tahun untuk mengevaluasi peningkatan kinerja yang berkesinambungan oleh bengkel bersertifikasi. Peningkatan yang terus-menerus ini adalah bagian penting dari sistem manajemen ini, yang bertujuan meningkatkan keuntungan dan kepuasan pelanggan melalui  peningkatan performa bengkel secara berkelanjutan.

Sertifikasi CBRM menunjukkan kepada masyarakat bahwa bengkel tersebut telah dievaluasi secara independen. Pertama-tama, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Selain itu, hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar perbaikan internal bagi bengkel. Pada akhirnya, bengkel tersebut dapat menghemat biaya dengan mencegah pengerjaan perbaikan yang berulang, memonitor pemakaian bahan, memonitor jadwal perawatan dan manajemen waktu kerja.

Bagi industri asuransi, CBRMC dapat digunakan sebagai alat untuk menyeleksi, mengevaluasi dan menilai ulang sebuah bengkel. Perusahaan asuransi dapat mengandalkan bengkel bersertifikasi TÜV Rheinland sebagai mitra yang terpercaya dalam memberikan pengalaman layanan berkualitas kepada nasabahnya.

“Hari ini, kami dengan gembira mengumumkan tiga bengkel pertama bersertifikat CBRM; Nara Citra Otowarna, Dharma Motor, dan Guna Megah Sukses yang juga merupakan bengkel perbaikan mobil rekanan kami. Dalam waktu dekat, kami berharap bahwa semua bengkel rekanan Allianz akan memiliki sertifikat CBRM. Juga, bagi kami, program ini tidak hanya merupakan investasi bagi bisnis kami sendiri namun juga investasi bagi pasar otomotif Indonesia sekaligus bermanfaat pula bagi seluruh pemilik mobil di Indonesia. Kami harap perusahaan asuransi lain juga bengkel-bengkel dapat bergabung untuk mensukseskan inisiatif ini secara nasional,” ujar Eric Nemitz.

           
Tentang TÜV Rheinland

Grup TÜV Rheinland terkemuka dalam bidang penyediaan layanan teknis. Dengan lebih dari 500 lokasi di 61 negara di lima benua, dan karyawan lebih dari 14.500 orang, grup ini mencapai omset sebesar 1,3 milyar euro di tahun 2010. Dengan akusisi yang sistematis dan laboratorium baru, TUV Rheinland terus memperluas dan memperkuat kehadirannya di pasar internasional utama yang menyumbang lebih dari 45% terhadap pendapatan penjualan Grup ini.

Pelanggan kami mengharapkan nilai tambah di samping pendapat independen pakar TÜV Rheinland - nilai yang memberikan tambahan bagi kesuksesan ekonomi mereka sendiri. Mereka mengharapkan mampu menghindari risiko dan minimalisasi risiko berkaitan dengan persyaratan sosial, hukum, dan peraturan serta perubahan. Hal ini, singkatnya, adalah layanan yang diberikan oleh TÜV Rheinland bagi dunia global.

Karyawan kami termotivasi oleh keyakinan bahwa tanpa peningkatan teknis, masyarakat dan industri tidak dapat tumbuh. Untuk alasan ini, menggunakan inovasi teknik, produk dan peralatan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab merupakan bagian integral prinsip pedoman kami guna mengembangkan keselamatan berkelanjutan dan standar kualitas. "

TÜV Rheinland telah memiliki 140 tahun pengalaman dan kantor pusatnya berada di Cologne.TÜV Rheinland telah menjadi anggota Global Compact dari PBB sejak 2006.

Allianz Indonesia Target melayani 1 juta nasabah asuransi mikro

Allianz Life Indonesia melaporkan total pendapatan premi sebesar Rp 28,7 milyar dari bisnis asuransi mikro  selama 8 bulan pertama di tahun 2011, meningkat 123% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Profil nasabah telah meluas dari hanya keluarga dengan tingkat perekonomian bawah kini menyentuh kepada segmen dengan perekonomian yang sedikit berada di atasnya.
“Beberapa target kami di asuransi mikro telah tercapai dalam jangka waktu lima tahun dimulainya asuransi mikro kami, terutama dimana kami ingin menjadi mitra pertama dan tumbuh bersama dengan nasabah mikro kami. Kami melihat saat ini banyak nasabah telah meningkat taraf hidupnya, dari keluarga dengan penghasilan sangat rendah menjadi kelas perekonomian menengah ke bawah. Bagi kami, ini berarti bahwa kami juga harus memikirkan terobosan lain untuk menyesuaikan dengan kebutuhan keuangan segmen yang tumbuh dengan cepat ini,”ujar Handojo Kusuma, Deputy CEO Allianz Life Indonesia. 

Kesuksesan pertumbuhan bisnis ini didukung oleh 51 bank dan mitra keuangan mikro. Allianz Life menawarkan perlindungan asuransi kredit mikro dengan para mitra dan juga telah mulai memasarkan perlindungan baru plus manfaat tabungan mikro Tamadera di awal tahun 2011.
Tamadera-kependekan dari mencipTAkan MAsa DEpan sejahteRA - adalah kombinasi dari perlindungan asuransi jiwa, mencakup penyakit kritis dan memiliki manfaat tabungan. Untuk premi minimum sebesar Rp 10.000 per minggu selama 5 tahun, pelanggan mendapatkan perlindungan asuransi jiwa minimal Rp 2,5 juta. Jika terdeteksi menderita salah satu dari lima penyakit kritis (Kanker, Stroke, Serangan jantung, gagal ginjal, luka bakar Mayor) asuransi juga membayar Rp 2,5 juta. Jika tidak ada klaim, nasabah akan menerima premi mereka kembali secara penuh setelah lima tahun, yang minimal Rp 2,5juta. Keluarga akan dapat menggunakan pembayaran ini misalnya untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.

"Tahun ini, kami memperkuat saluran distribusi melalui kerja sama dengan saluran penjualan konvensional yang telah ada seperti agen dan tim account executive untuk juga menjual produk asuransi mikro. Kami juga melengkapi diri dengan produk inovatif yang memungkinkan kami secara fleksibel menyesuaikan dengan model bisnis mitra kami," kata Edi Yoga Prasetyo, Head of Emerging Consumers/ Microinsurance Allianz Life Indonesia.
Allianz Life telah membayar 564 klaim, dengan nilai sebesar RP 1,5 milyar dari Januari hingga Agustus tahun ini. Secara total sejak 2006, total manfaat yang diberikan kembali pada para nasabah telah mencapai Rp 2,7 milyar milyar untuk total hampir 1.200 klaim.

Rencana pengembangan selanjutnya

Dengan positioning yang baru ini, melayani segmen asuransi mikro yang semakin luas, Allianz Life Indonesia berkomitmen untuk mencari peluang baru dengan aktif dan menciptakan nilai lebih bagi mitra dan nasabah.
“Kami berkomitmen penuh untuk mengembangkan  bisnis asuransi mikro. Dalam pengembangan produk, kami akan meluncurkan produk mikro berbasis voucher sedangkan untuk Penjualan, kami melihat adanya saluran penjualan baru yang sangat kreatif bekerja sama dengan satu perusahaan e-commerce mitra kami," kata Handojo.
Dalam pengembangan produk, sebuah produk asuransi mikro sederhana berbasis voucher, seperti perlindungan kecelakaan diri, telah ada dalam rencana. Dengan premi yang sangat terjangkau sekitar Rp 25.000 - Rp 50.000 untuk perlindungan satu tahun, produk ini akan di-disain dengan kemasan yang menyerupai paket awal voucher handphone. Produk ini akan bisa didapat di tempat distribusi milik mitra bisnis dan diaktifkan dengan cara yang mudah melalui sms.

Saluran penjualan yang kreatif, sebagai contoh adalah VoxHati, yang dikembangkan bersama dengan M-Star. M-Star adalah mitra distribusi asuransi mikro Allianz dengan bisnis utamanya melakukan inovasi pelayanan lintas industri yang berbeda menggunakan teknologi konvergen selular dan internet. VoxHati menyediakan akses ke sistem asuransi, perbankan dan tabungan dan peluang bisnis termasuk pinjaman usaha melalui sistem ponsel bagi masyarakat sampai ke daerah pelosok.
“Masih banyak orang yang seharusnya memiliki perlindungan asuransi tetapi mereka secara ekonomi belum mampu membeli yang konvensional. Itulah sebabnya, kami bersikeras untuk terus mengembangkan asuransi mikro kami. Kami ingin menyebarkan asuransi seluas mungkin dan melayani hingga satu juta pelanggan asuransi mikro di tiga tahun ke depan," ujar Handojo.

Allianz Indonesia di Micro Insurance Market Place Indonesia (MIMPI) 2011

Allianz Life Indonesia sebagai salah satu pelopor dan pemain yang paling aktif dalam industri asuransi mikro Indonesia mengambil bagian dalam Asuransi Mikro Marketplace Indonesia (MIMPI) 2011. Allianz membuka stand pameran selama dua hari ini acara ini berlangsung dengan staf dan ahli yang tersedia untuk setiap pertanyaan mengenai asuransi mikro Allianz. Martin Hintz, Head of  Microinsurance  Allianz Group yang juga menjadi bapak pendiri asuransi mikro Allianz di Indonesia juga terdaftar sebagai salah satu pembicara kunci dalam seminar.

"Setelah tujuh tahun pengalaman dalam asuransi mikro dan Allianz saat ini sedang hadir di sepuluh negara dengan berbagai produk asuransi mikro, kami melihat bahwa asuransi mikro merupakan elemen penting yang menjadi fokus kita. Bagi kami, ini adalah cara untuk secara positif mendukung masyarakat bawah dengan pengetahuan dan keahlian terbaik yang kami miliki. Namun, kami juga sadar bahwa kami tidak dapat melakukannya sendirian. Itulah sebabnya kami mendukung acara MIMPI. Kami ingin mempromosikan kepada seluruh anggota industri asuransi Indonesia sehingga mereka juga dapat berpartisipasi dan berkontribusi bersama. Dengan demikian kita dapat menjangkau sejumlah besar orang di negeri ini yang belum akses ke asuransi tetapi yang pada saat yang sama juga menjadi yang paling rentan," ujar Martin Hintz.

 
create by sugiarto singgih - januari 2012